Saturday, May 17, 2014

PERISTIWA EL-NINO DAN LA-NINA


PERISTIWA EL-NINO DAN LA-NINA
MAKALAH AGROKLIMATOLOGI
disusun oleh kelompok 4:


Abdul Rohim (1137060002)
Ari Ridwan Ramadhan (1137060013)
Deti Novie Hernawati (1137060023)
Hafidh Mubarok kusuma (1137060031)









JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014



Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat membuat makalah ini yang berjudul “El-Nino dan La-Nina”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
            Dalam pembuatan makalah ini, kami menjelaskan mengenai pengertian El-Nino dan La-Nina, dampak dari peristiwa ENSO (El Nino Southern Oscillation), dan juga manfaatnya. Selain itu kami menjelaskan pula dampak peristiwa ENSO terhadap bidang pertanian.
Tidak sedikit yang dapat membantu atau mendukung dalam proses pembuatan makalah ini. Kami berterima kasih kepada Bapak Suryaman, selaku Dosen matakuliah Agroklimatologi dan semua yang turut berperan membantu pembuatan makalah ini, baik itu lisan atau berbentuk benda.
            Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, untuk dijadikan evaluasi bagi kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandung,  25 Maret 2014
Penyusun

Daftar Isi


BAB III PENUTUP. 14


 



BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang


Oseanografi terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana kita dapat mengartikan oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut adalah bagian dari hidrosfer. Seperti kita ketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.

Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu:

1.      geologi oseanografi (geologi laut) yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut memfokus pada struktur, tanda dan evolusi pasu samudra.

2.      Fisika oseanografi (ekologi fisik) yang mempelajari masalah-masalah fisis dan cirri-ciri seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut.

3.      Kimia oseanografi (oseanografi kimia) yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan bersangkut-paut dengan susunan air laut siklus biogeokimia yang berpengaruh akan itu.

4.      Biologi oseanografi (ekologi marin) yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna di laut termasuk siklus kehidupan dan produksi pangan.

Indonesia adalah negara maritim. Tetapi banyak orang yang tidak tahu akan kekayaan, kegunaan dan  efek dari laut yang dimiliki Indonesia. Umumnya penduduk Indonesia hanya tahu laut indonesia itu luas dan indah. Akan tetapi terdapat berbagai kejadian di laut yang bisa memberi efek yang besar terhadap laut, bahkan sampai daratan di Indonesia. Seperti halnya El-nino dan La-nina.

Banyak orang yang belum mengetahui tentang berbagai kejadian di laut seperti Elnino dan La-nina. El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global), sedangkan La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.

1.2  Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut:

1)      Apa yang dimaksud dengan istilah El-nino dan La-nina?

2)      Apa dampak yang akan timbul dari adanya peristiwa El-nino dan La-nina?

3)      Apa perbedaan peristiwa El-Nino dan La-Nina?

4)      Bagaimana cara penanggulangan dan antisipasi saat terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina?

1.3  Tujuan


1)      Untuk menjelaskan istilah El-nino dan La-nina

2)      Untuk mengetahui dampak yang akan timbul dari adanya peristiwa El-nino dan La-nina

3)      Untuk mengetahui perbedaan dari peristiwa El-Nino dan La-Nina

4)      Untuk mengetahui cara penanggulangan dan antisipasi saat peristiwa El-Nino dan La-Nina terjadi.








BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Pengertian El-Nino


El-Nino menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian Timur menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama hari Natal. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi dalam jangka waktu 2-7 tahun.

El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.

Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina. Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.

proses terjadinya el nino.pngKejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.

Peristiwa El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti dan Darwin yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang dikenal dengan istilah indeks Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka laut dikawasan pasifik timur dan IOS oleh para ahli meteorologi dijadikan indikator untuk mengenali aktifnya El Nino dan La Nina.  Indeks Osilasi Selatan membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari normalisasi pada tekanan udara antara Tahiti dan Darwin. Jika bernilai tinggi (positif) menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan periode La Nina aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan melemahnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.



2.2 Pengertian La-nina


Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.

Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.

Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya angin pasat tenggara, suhu muka laut yang ada di tropis pasifik barat akan sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan lebih dingin. Ini mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap air yang tinggi. Hal ini menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik timur mengalami kemarau dan kekeringan. 

siklus la nina.png

Secara sederhana La Nina adalah mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La Nina dikenal juga dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena yang ditimbulkan karena adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAlDMZqnj6HmPxvs88hGnjmEbO3UcRxpisNRiZwn0f5H00aLayZiPFBu2YXy58uv8Wo3MLaZLrwndkea4Bk-4zOL3ZUUA8cNUAKAJjxZHRATWA47pJF1zmcb18qdAUwYIyj_Ss6XjMxqU/s400/ElNinoLaNinaFigure.jpg

La-Nina terbagi kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut atau SST (Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan intensitas kuat.

1.      Intensitas Lemah

Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.  

2.      Intensitas Sedang

Ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

3.      Intensitas Kuat

Ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.




2.3 Pengaruh El-nino dan La-nina


Fenomena El Nino dan La Nina ini dapat menyebabkan dampak yang positif dan juga negatif terhadap lingkungan yang dapat berimbas pada berbagai sektor, seperti perikanan, pertanian, dan lainnya.

2.3.1 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap sektor perikanan


Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu dan salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu karang (coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang lamun dan terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan terumbu karang bila terkena sinar matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu, rusak, bahkan mati. Padang lamun dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28-30°C, kedalaman 0-22 m dan salinitas 25-35 ppt. Padang lamun memiliki nilai prodiktivitas yang tinggi yang bermanfaat bagi komunitas yang hidup di habitat tersebut. Ikan-ikan yang menghuni padang lamun, di antaranya adalah ikan-ikan parrot (Scarus dan Sparisoma), ikan surgeon (Acanthurus), ikan-ikan ballyhoo (Hemiramphus brasiliensis), ikan rudder (Kyphosus sectatrix), ikan trigger (Melichthys radula), dugong (Trichechus manatus), juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea. Sedangkan terumbu karang dapat tumbuh pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m dan salinitas 34-36 ppt. Pada saat El Nino, terjadi peningkatan pemutihan (bleaching) pada karang yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga dengan padang lamun. Karena suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan melakukan migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan penurunan populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine (Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens), ikan mackerel (Tranchurus murphyi dan Scomber japonicuperuanus) berkurang karena sedikitnya makanan yang tersedia.Hal ini semua dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan tangkap.

Di sisi lain upwelling juga dapat menaikkan biomassa plankton, yaitu seperti yang terjadi di wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat peningkatan jumlah klorofil, plankton dan massa air yang mengandung banyak nutrien yang sangat bermanfaat bagi ikan. Pada saat inilah terdapat banyak ikan yang dapat menguntungkan dalam sektor perikanan tangkap.

Lain halnya dengan yang terjadi di darat, El Nino dapat menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan dan persediaan air akan berkurang untuk pembudidayaan ikan kolam atau pun ikan keramba. Sedangkan pada saat La Nina, curah hujan tinggi dan sering terjadi badai di pantai, yang dapat menimbulkan banjir ikan-ikan atau pun udang yang berada di tambak akan meluap keluar karena kelebihan air. Akibat dari kekeringan kolam dan banjir ini dapat mempengaruhi produksi ikan.

Ikan adalah mahluk air yang sangat sensitif terhadap fluktuasi suhu dan cahaya yang ada di lingkungannya, ini juga akan berpengaruh pada sistem reproduksinya. Cahaya dan suhu adalah faktor yang memicu perkembangan gonad ikan dan bekerja sebagai isyarat yang menghubungkan perbedaan setiap fase dari siklus reproduksi ikan. Jadi semakin banyak intensitas cahaya (terang) maka perkembangan gonad ikan semakin cepat. Cahaya dan suhu yang diterima oleh ikan diproses oleh sel, jaringan dan organ dalam tubuhnya dan diubah menjadi sinyal untuk memproduksi hormon gonadotropin. Jadi pada saat El Nino, akan menguntungkan karena pada musim kemarau memacu ikan untuk memproduksi gonad, sedangkan pada saat terjadi La Nina yaitu, pada saat curah hujan yang tinggi, ikan akan memijah dengan baik. Karena cuaca saat ini yang semakin tidak menentu dan sukar memastikan kapan datangnya musim penghujan dan kemarau dan berapa lamanya, maka pada saat musim hujan yang panjang akibat La Nina ikan akan kekurangan cahaya matahari untuk memproduksi gonad. Untuk itu pada ikan budidaya di hatchery, dapat diatasi dengan cara pemberian cahaya dari lampu UV yang dapat diatur berapa intensitas cahaya dan suhu yang dibutuhkan.

2.3.2 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap alam


Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan awan yang intensif. Hal ini akan menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi kekeringan yang jauh dari normal.

Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat peristiwa La Nina datang, menjadi hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan di daerah pasifik  barat curah hujan akan sangat tinggi. Hal ini dapat menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.

2.3.3 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap manusia


Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan, mengakibatkan perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan saat bekerja.

Tidak hanya berpengaruh terhadap para nelayan, El-Nino dan La-nina dampak menghambat aktivitas manusia. Seperti pada tahun 1997 dan 1998, terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina yang paling kuat dan mengakibatkan seringnya terjadi banjir, angin tornado, dan badai-badai aneh lainnya yang menyerang California dan banjir di daerah Peru.

Pada tahun 1900 hingga tahun 1901 terjadi peristiwa El-Nino di India yang menyebabkan kemarau panjang dan mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan menelan korban lebih dari satu juta jiwa.

2.3.4 Manfaat El-Nina dan La-Nina


Hadirnya El-Nino atau La-Nina dapat member manfaat bagi manusia. Dengan adanya El-Nino dapat membuat mahkluk hidup di perairan bermigrasi ke perairan yang lain. seperti yang dikatan kepala Ekspedisi Mirai, Dr Keisuke Mizuno bahwa adanya peningkatan suhu atau penurunan suhu dapat menguntukan bidang perikanan sebab pernah terjadi migrasi ikan tuna ke wilayah Indonesia saat terjadi El-Nino. Saat La-Nina, suhu muka laut di barat Samudera Pasifik hingga Indonesoa menghangat. Kondisi ini mendorong ikan tuna dari Pasifik timur yang dingin bergerak masuk ke kawasan timur Indonesia. Seperto dikemukakan Dwi Susanto, pakar cuaca BPPT, belum lama ini, perairan barat Pasifik selama ini diketahui merupakan kawasan yang memiliki kelimpahan ikan Tuna tertinggi yang mencapai 70% stok ikan Tuna Dunia.

Sebaliknya, ketika terjadi El-Nino, ikan Tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu terjadi sebab perairan di timur Samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat sumatera dan selatan jawa menghangat.


2.4 El-nino dan La-nina terhadap pertanian


Di samping menimbulkan pengaruh terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air irigasi, anomali iklim anomali iklim el nino dan la nina dapat mempengaruhi lamanya periode musim hujan dan musim kemarau yang selanjutnya berimplikasi pada pergeseran musim tanam.

Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir bagi areal sawah yang drainasenya kurang baik hingga gagal panen, namun juga dapat memberikan hasil pertanian yang baik pada daerah yang curah hujannya rendah mengingat sebelum La Nina ada fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang di Indonesia. Curah hujan yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan bagi perkebunan sawit, juga bagi perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun disukai oleh areal perkebunan di mana pembibitan sedang dilakukan.

Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang begitu berarti, mengingat hutan di Indonesia akan selalu hijau tanpa disentuh manusia. Yang berdampak mungkin adalah ekosistem di dalamnya, seperti perilaku satwa liar dan daur hidrologi dalam areal hutan. Satwa akan merespon udara dingin dengan berkoloni dan mengurangi aktivitas perkembang biakannya. Bagi daur hidrologi, akan lebih banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan karena hujan yang berlebih.

Selain itu, Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak el nino yang umum terjadi. Sebaliknya kejadian la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat kelebihan air atau banjir di samping akibat meningkatnya populasi hama dan tanaman penyakit. Dampak kekurangan atau kelebihan air tersebut terhadap kerusakan tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda daripada tanaman dewasa., karena resisitansi tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air dan cuaca umumnya lebih rendah.

La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur akan turun hingga 20C) dan hujan yang lebih banyak bagi Indonesia dari musim biasanya, sehingga jika ditelaah efeknya bagi pertanian, perkebunan, dan kehutanan akan sangat banyak. Apalagi komoditas pertanian dan perkebunan sangat banyak dan memiliki respon tertentu terhadap cuaca. 

Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan (plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan (coral bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.

2.5 Antisipasi dan Penanggulangan dari Peristiwa El-Nino dan La-Nina


2.5.1 Cara untuk mengantisipasi kehadiran el-nino


Berikut adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:

1.      Meminta informasi secara teratur perkembangan dan arah terjadinya el-nino. Informasi tersebut didistribusikan ke daerah agar segera diketahui perkembangannya guna menyiapkan langkah yang diperlukan.

2.      Memerlukan lokasi-lokasi rawan kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus selalu siap sehingga dapat dimanfaatkan dalam memepersiapkan upaya pencegahan dan melaksanakan penanggulangan dampak el-nino.

3.      Meminta petani untuk melakukan konservasi tanah dan air serta melakukan tindakan pemanenan air limpasan dan membuat embung-embung air. Melakukan pengaturan muka air tanah melalui manajemen air pada areal-areal gambut.

4.      Meminta petani dan pekebun untuk mengurangi tindakan budidaya yang dapat memperbesar penguapan tanaman, seperti pengurangan naungan dan pemangkasan, serta menyesuaikan jadwal penanaman dengan prakiraan terjadinya el-nino.

5.      Menyiapkan dana alokasi khusus untuk pencegahan penanggulangan dampak el-nino, termasuk dana untuk pengadaan sarana dan pelatihan pemadam kebakaran, bantuan pangan dan kesehatan serta dana untuk rehabilitasi.

6.      Meminta dukungan aktif pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kekeringan dan kebakaran kebun.

Jika prakiraan tentang kehadiran el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang benar-benar terjadi, adapun langkah penanggulangan yang diperlukan hanya akan terbatas pada mempertahankan kondisi tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu diberikan perhatian khusus. Oleh karena itu, pemantauan lapangan perlu terus dilaksanakan agar tindakan penanggulangan dapat di laksanakan pada kesempatan paling dini.


2.5.2 Tindakan penanggulangan yang perlu dilaksanakan dari peristiwa El-Nino dan La-Nina


Berikut adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan La-Nina terjadi:

1.      Meningkatkan petani agar menjaga kondisi tanamannya melalui penggunaan mulsa, pemutusan pipa kapiler tanah, dan tidak melakukan pemangkasan atau pengurangan naungan.

2.      Khusus untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu dipertimbangkan pelaksanaan penyiraman.

Adapun tindakan rehabilitasi kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu sebagai berikut:

1.      Melakukan pemupukan tambahan untuk memulihkan kondisi tanaman setelah mengalami masa kekeringan yang panjang.

2.      Melanjutkan pemantauan kondisi tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani guna mengetahui kerusakan pertanaman dan dampak negative el-nino untuk segera melakukan tindakan rehabilitasi yang diperlukan.




2.6 Perbedaan El-nino dan La-nina


El-nino
La-nina
Terjadi saat permukaan laut dipasifik tengah dan timur suhunyalebih tinggi dari biasanya padawaktu-waktu tertentu
Terjadi saat permukaan laut dipasifik tengah dan timur suhunyalebih rendah dari biasanya padawaktu-waktu tertentu
Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur
Turunnya tekanan udara di pasifiktengah dan timur
Menjadikan curah hujan yangtinggi di kawasan pasifik tengahdan timur. Sedangkan sebaliknya,di daerah pasifik barat terjadikekeringan yang jauh dari normal.
Pasifik tengah dan timurmengalami kekeringan. Sedangkansebaliknya, di daerah pasifik baratcurah hujan sangat tinggi.
elnino.jpg
lanina.jpg
perbandingan el nino la nina.jpg
perbandingan el nino la nina.jpg




BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan


El-nino merupakan menigkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat. Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Umumnya peristiwa El-Nino ini terjadi pada bulan Desember.

La-Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya.

Dampak yang timbul akibat dari peristiwa El-nino dan la-Nina antara lain:

Ø  Rusaknya habitat (terumbu karang, ikan, tanaman air)  didalam lautan.

Ø  Akan membentuk curah hujan yang sangat tinggi

Ø  Menghambat pekerjaan manusia, contohnya nelayan

Peristiwa El-Nino dan La-Nina dapat member manfaat terhadap sektor perikanan, yaitu dengan adanya ikan-ikan yang bermigrasi ke wilayah lain.



Daftar Pustaka



http://hangnadim.kepri.bmkg.go.id/buletin/des13.pdf diakses pada 10 Maret 2014. Pada pukul 09.00


http://www.bmkg.go.id/BBMKG_Wilayah_2/Lain_Lain/Artikel/ diakses pada 18 Maret 2014. Pada pukul 16.00

http://www.deptan.go.id/pengumuman/berita/elnino.htm diakses pada 28 Maret 2014. Pada pukul 10.00

Kodoatie, Robert j & roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogayakarta: ANDI

Samadi. 2007. geografi 1. _____: Quadra

No comments:

Post a Comment

Remind me!

“MENGAPA HARUS SUKSES DI USIA MUDA” Mengapa harus sukses di usia muda? Kalimat tanya ini cukup untuk membingungkan sebagian orang term...