PERISTIWA EL-NINO DAN LA-NINA
MAKALAH AGROKLIMATOLOGI
disusun oleh kelompok 4:
Abdul Rohim
(1137060002)
Ari Ridwan
Ramadhan (1137060013)
Deti Novie
Hernawati (1137060023)
Hafidh Mubarok
kusuma (1137060031)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat membuat makalah ini yang berjudul “El-Nino dan La-Nina”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam pembuatan makalah ini, kami
menjelaskan mengenai pengertian El-Nino dan La-Nina, dampak dari peristiwa ENSO
(El Nino Southern Oscillation), dan
juga manfaatnya. Selain itu kami menjelaskan pula dampak peristiwa ENSO
terhadap bidang pertanian.
Tidak sedikit yang dapat membantu atau mendukung
dalam proses pembuatan makalah ini. Kami berterima kasih kepada Bapak Suryaman, selaku Dosen
matakuliah Agroklimatologi dan semua yang turut berperan
membantu pembuatan makalah ini, baik itu lisan atau berbentuk benda.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun, untuk dijadikan evaluasi bagi kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandung, 25 Maret 2014
Penyusun
Daftar Isi
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oseanografi
terdiri dari dua kata: oceanos yang
berarti laut dan graphos yang berarti
gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana kita dapat
mengartikan oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam
bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan
penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut
adalah bagian dari hidrosfer. Seperti kita ketahui bahwa bumi terdiri dari
bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan
bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan
sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke
dalam biosfer.
Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4
(empat) bidang ilmu utama yaitu:
1. geologi
oseanografi (geologi laut) yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di
bawah laut memfokus pada struktur, tanda dan evolusi pasu samudra.
2. Fisika oseanografi (ekologi fisik) yang mempelajari
masalah-masalah fisis dan cirri-ciri seperti arus, gelombang, pasang surut dan
temperatur air laut.
3. Kimia oseanografi (oseanografi kimia) yang mempelajari
masalah-masalah kimiawi air laut dan bersangkut-paut dengan susunan air laut
siklus biogeokimia yang berpengaruh akan itu.
4. Biologi oseanografi (ekologi marin) yang mempelajari
masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna di laut termasuk siklus
kehidupan dan produksi pangan.
Indonesia
adalah negara maritim. Tetapi banyak orang yang tidak tahu akan kekayaan, kegunaan
dan efek dari laut yang dimiliki Indonesia. Umumnya penduduk Indonesia
hanya tahu laut indonesia itu luas dan indah. Akan tetapi terdapat berbagai kejadian
di laut yang bisa memberi efek yang besar terhadap laut, bahkan sampai daratan
di Indonesia. Seperti halnya
El-nino dan La-nina.
Banyak orang yang belum mengetahui tentang berbagai
kejadian di laut seperti Elnino dan La-nina. El Nino dan La
Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino adalah
peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador
(Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global), sedangkan La
Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El
Nino.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1)
Apa yang dimaksud dengan istilah El-nino dan La-nina?
2)
Apa dampak yang akan timbul dari adanya peristiwa El-nino
dan La-nina?
3)
Apa perbedaan
peristiwa El-Nino dan La-Nina?
4)
Bagaimana cara
penanggulangan dan antisipasi saat terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina?
1.3 Tujuan
1)
Untuk menjelaskan istilah El-nino dan La-nina
2)
Untuk mengetahui dampak yang akan timbul dari adanya
peristiwa El-nino dan La-nina
3)
Untuk mengetahui
perbedaan dari peristiwa El-Nino dan La-Nina
4)
Untuk mengetahui
cara penanggulangan dan antisipasi saat peristiwa El-Nino dan La-Nina terjadi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian El-Nino
El-Nino
menurut sejarah adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau
nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian
Timur menjelang hari natal (Desember). El Nino adalah fenomena alam dan bukan
badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar
Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara
fisik El Nino tidak dapat dilihat.
Fenomena EL-Nino mengakibatkan perairan yang tadinya
subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang
membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Kejadian ini seringkali
terjadi pada bulan Desember.
Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, yang merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama
hari Natal. Di kemudian
hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu
permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu
permukaan laut akibat menguatnya upwelling.
Kebalikan dari fenomena ini
selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak
perempuan”. Fenomena ini umumnya terjadi dalam jangka waktu 2-7 tahun.
El-Nino
akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur
meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian
ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di
sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat
sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur
Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan
yang jauh dari normal.
Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi
lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu. Keadaan inilah yang
menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina. Tekanan udara di kawasan equator
Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan
pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.
![proses terjadinya el nino.png](file:///C:/Users/EL_IRFAN/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Peristiwa
El Nino biasanya disertai oleh perubahan perbedaan tekanan antara Tahiti dan
Darwin yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan suatu indeks yang
dikenal dengan istilah indeks Osilasi Selatan (IOS). Nilai anomaly suhu muka
laut dikawasan pasifik timur dan IOS oleh para ahli meteorologi dijadikan indikator
untuk mengenali aktifnya El Nino dan La Nina.
Indeks Osilasi Selatan membuka IOS yaitu Indeks yang diperoleh dari
normalisasi pada tekanan udara antara Tahiti dan Darwin. Jika bernilai tinggi
(positif) menandai kuatnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan
periode La Nina aktif, sebaliknya jika IOS rendah (Negatif) bersesuaian dengan
melemahnya angin pasat, keadaan ini umumnya bertepatan dengan aktifnya El Nino.
2.2 Pengertian
La-nina
Dalam bahasa latin La Nina berarti
"gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi
penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina
tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina
terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga
36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan
kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu
yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun.
Pada saat terjadi La Nina angin passat
timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker
bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak
ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke
atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa
disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut
mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim
dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.
Peristiwa La Nina diawali dengan menguatnya
angin pasat tenggara, suhu muka laut yang ada di tropis pasifik barat akan
sangat hangat dan sebaliknya di pasifik timur akan lebih dingin. Ini
mengakibatkan atmosfer di Pasifik barat akan lebih mendapatkan uap air yang
tinggi. Hal ini menyebabkan terjadi hujan lebat dan banjir terjadi di indonesia
dan asia tenggara, akan tetapi di pasifik timur mengalami kemarau dan
kekeringan.
![siklus la nina.png](file:///C:/Users/EL_IRFAN/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Secara sederhana La Nina adalah
mendinginnya suhu permukaan laut. El Nino dan La Nina dikenal juga dengan El
Nino Southern Oscillation (ENSO) yang berarti fenomena yang ditimbulkan
karena adanya interaksi antara laut dengan atmosfer.
La-Nina terbagi
kedalam 3 (tiga) jenis intensitas dilihat dari anomali suhu muka laut atau SST
(Surface of Sea Temperature) yaitu intensitas lemah, intensitas sedang, dan
intensitas kuat.
1.
Intensitas
Lemah
Ditetapkan jika SST bernilai < -0.5
dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
2.
Intensitas
Sedang
Ditetapkan
jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
3.
Intensitas Kuat
Ditetapkan
jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan
berturut-turut.
2.3 Pengaruh
El-nino dan La-nina
Fenomena El Nino dan La Nina ini
dapat menyebabkan dampak yang positif dan juga negatif terhadap lingkungan yang
dapat berimbas pada berbagai sektor, seperti perikanan, pertanian, dan lainnya.
2.3.1 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap sektor
perikanan
Seperti pada saat terjadi El Nino di
satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu dan salinitas air laut yang
dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu karang (coral reef)
sebagai habitat dari berbagai jenis ikan. Padang lamun dan terumbu karang
memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery
ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun
dan terumbu karang bila terkena sinar matahari berlebihan pertumbuhannya akan
terganggu, rusak, bahkan mati. Padang lamun dapat hidup dengan suhu optimum
sekitar 28-30°C, kedalaman 0-22 m dan salinitas 25-35 ppt. Padang lamun
memiliki nilai prodiktivitas yang tinggi yang bermanfaat bagi komunitas yang
hidup di habitat tersebut. Ikan-ikan yang menghuni padang lamun, di antaranya
adalah ikan-ikan parrot (Scarus dan Sparisoma), ikan surgeon (Acanthurus),
ikan-ikan ballyhoo (Hemiramphus brasiliensis), ikan rudder (Kyphosus
sectatrix), ikan trigger (Melichthys radula), dugong (Trichechus manatus),
juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea. Sedangkan terumbu karang
dapat tumbuh pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m dan salinitas 34-36 ppt. Pada
saat El Nino, terjadi peningkatan pemutihan (bleaching) pada karang yang
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan yang biasa hidup bergantung
pada terumbu karang, begitu juga dengan padang lamun. Karena suhu yang semakin
panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan melakukan migrasi ke tempat
yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan penurunan populasi ikan di Laut
Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine (Sardinops sagax),
anchoveta (Engaulis ringens), ikan mackerel (Tranchurus murphyi dan Scomber
japonicuperuanus) berkurang karena sedikitnya makanan yang tersedia.Hal ini
semua dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan tangkap.
Di sisi lain upwelling juga dapat
menaikkan biomassa plankton, yaitu seperti yang terjadi di wilayah Barat
Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terdapat peningkatan jumlah
klorofil, plankton dan massa air yang mengandung banyak nutrien yang sangat
bermanfaat bagi ikan. Pada saat inilah terdapat banyak ikan yang dapat
menguntungkan dalam sektor perikanan tangkap.
Lain halnya dengan yang terjadi di
darat, El Nino dapat menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan dan persediaan
air akan berkurang untuk pembudidayaan ikan kolam atau pun ikan keramba.
Sedangkan pada saat La Nina, curah hujan tinggi dan sering terjadi badai di
pantai, yang dapat menimbulkan banjir ikan-ikan atau pun udang yang berada di
tambak akan meluap keluar karena kelebihan air. Akibat dari kekeringan kolam
dan banjir ini dapat mempengaruhi produksi ikan.
Ikan adalah mahluk air yang sangat
sensitif terhadap fluktuasi suhu dan cahaya yang ada di lingkungannya, ini juga
akan berpengaruh pada sistem reproduksinya. Cahaya dan suhu adalah faktor yang
memicu perkembangan gonad ikan dan bekerja sebagai isyarat yang menghubungkan
perbedaan setiap fase dari siklus reproduksi ikan. Jadi semakin banyak
intensitas cahaya (terang) maka perkembangan gonad ikan semakin cepat. Cahaya
dan suhu yang diterima oleh ikan diproses oleh sel, jaringan dan organ dalam
tubuhnya dan diubah menjadi sinyal untuk memproduksi hormon gonadotropin. Jadi
pada saat El Nino, akan menguntungkan karena pada musim kemarau memacu ikan
untuk memproduksi gonad, sedangkan pada saat terjadi La Nina yaitu, pada saat
curah hujan yang tinggi, ikan akan memijah dengan baik. Karena cuaca saat ini
yang semakin tidak menentu dan sukar memastikan kapan datangnya musim penghujan
dan kemarau dan berapa lamanya, maka pada saat musim hujan yang panjang akibat
La Nina ikan akan kekurangan cahaya matahari untuk memproduksi gonad. Untuk itu
pada ikan budidaya di hatchery, dapat diatasi dengan cara pemberian cahaya dari
lampu UV yang dapat diatur berapa intensitas cahaya dan suhu yang dibutuhkan.
2.3.2 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap alam
Naiknya tekanan udara di pasifik
tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan awan yang intensif. Hal
ini akan menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan pasifik tengah dan timur.
Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi kekeringan yang jauh dari
normal.
Turunnya tekanan udara di pasifik
tengah dan timur saat peristiwa La Nina datang, menjadi hambatan terbentuknya
awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan di daerah
pasifik barat curah hujan akan sangat
tinggi. Hal ini dapat menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.
2.3.3 Pengaruh peristiwa El-Nino dan La-Nina terhadap
manusia
Meningkatnya suhu permukaan laut yang
biasanya dingin di perairan, mengakibatkan perairan yang tadinya subur akan
ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan
saat bekerja.
Tidak hanya berpengaruh terhadap
para nelayan, El-Nino dan La-nina dampak menghambat aktivitas manusia. Seperti pada
tahun 1997 dan 1998, terjadi peristiwa El-Nino dan La-Nina yang paling kuat dan
mengakibatkan seringnya terjadi banjir, angin tornado, dan badai-badai aneh
lainnya yang menyerang California dan banjir di daerah Peru.
Pada tahun 1900 hingga tahun 1901
terjadi peristiwa El-Nino di India yang menyebabkan kemarau panjang dan
mengakibatkan penduduk India kelaparan, dan menelan korban lebih dari satu juta
jiwa.
2.3.4 Manfaat El-Nina dan
La-Nina
Hadirnya
El-Nino atau La-Nina dapat member manfaat bagi manusia. Dengan adanya El-Nino
dapat membuat mahkluk hidup di perairan bermigrasi ke perairan yang lain.
seperti yang dikatan kepala Ekspedisi Mirai, Dr
Keisuke Mizuno bahwa adanya peningkatan suhu atau penurunan suhu dapat
menguntukan bidang perikanan sebab pernah terjadi migrasi ikan tuna ke wilayah
Indonesia saat terjadi El-Nino. Saat La-Nina, suhu muka laut di barat Samudera
Pasifik hingga Indonesoa menghangat. Kondisi ini mendorong ikan tuna dari
Pasifik timur yang dingin bergerak masuk ke kawasan timur Indonesia. Seperto
dikemukakan Dwi Susanto, pakar cuaca BPPT, belum lama ini, perairan barat
Pasifik selama ini diketahui merupakan kawasan yang memiliki kelimpahan ikan
Tuna tertinggi yang mencapai 70% stok ikan Tuna Dunia.
Sebaliknya,
ketika terjadi El-Nino, ikan Tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namun ikan yang
berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu terjadi
sebab perairan di timur Samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat
sumatera dan selatan jawa menghangat.
2.4 El-nino dan La-nina
terhadap pertanian
Di samping menimbulkan pengaruh
terhadap besaran curah hujan dan ketersediaan air irigasi, anomali iklim anomali
iklim el nino dan la nina dapat mempengaruhi lamanya periode musim hujan dan
musim kemarau yang selanjutnya berimplikasi pada pergeseran musim tanam.
Bagi pertanian misalnya, akan menyebabkan banjir
bagi areal sawah yang drainasenya kurang baik hingga gagal panen, namun juga
dapat memberikan hasil pertanian yang baik pada daerah yang curah hujannya
rendah mengingat sebelum La Nina ada fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau
panjang di Indonesia. Curah hujan yang tinggi adalah hal yang tidak diinginkan
bagi perkebunan sawit, juga bagi perkebunan tebu ketika waktunya panen, namun
disukai oleh areal perkebunan di mana pembibitan sedang dilakukan.
Bagi kehutanan, tidak akan memiliki dampak yang
begitu berarti, mengingat hutan di Indonesia akan selalu hijau tanpa disentuh
manusia. Yang berdampak mungkin adalah ekosistem di dalamnya, seperti perilaku
satwa liar dan daur hidrologi dalam areal hutan. Satwa akan merespon udara
dingin dengan berkoloni dan mengurangi aktivitas perkembang biakannya. Bagi
daur hidrologi, akan lebih banyak air yang akan diserap oleh wilayah hutan
karena hujan yang berlebih.
Selain itu, Kerusakan tanaman akibat
kekurangan air merupakan dampak el nino yang umum terjadi. Sebaliknya kejadian
la nina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat kelebihan air atau banjir di
samping akibat meningkatnya populasi hama dan tanaman penyakit. Dampak
kekurangan atau kelebihan air tersebut terhadap kerusakan tanaman umumnya lebih
parah pada tanaman muda daripada tanaman dewasa., karena resisitansi tanaman
muda terhadap perubahan ketersediaan air dan cuaca umumnya lebih rendah.
La Nina akan memberikan aliran udara dingin (temperatur
akan turun hingga 20C) dan hujan yang lebih banyak bagi Indonesia
dari musim biasanya, sehingga jika ditelaah efeknya bagi pertanian, perkebunan,
dan kehutanan akan sangat banyak. Apalagi komoditas pertanian dan perkebunan
sangat banyak dan memiliki respon tertentu terhadap cuaca.
Disektor perikanan dan kelautan,
hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga dilaporkan menurun. Hal ini
dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan (plankton) juga
berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan (coral
bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang
karena tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air
laut juga akan menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap
naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan
lain yang lebih dingin.
2.5 Antisipasi dan Penanggulangan dari Peristiwa
El-Nino dan La-Nina
2.5.1 Cara untuk mengantisipasi kehadiran el-nino
Berikut
adalah cara untuk mengantisipasi dari kehadiran El-Nino dan La-Nina:
1. Meminta informasi secara teratur
perkembangan dan arah terjadinya el-nino. Informasi tersebut didistribusikan ke
daerah agar segera diketahui perkembangannya guna menyiapkan langkah yang
diperlukan.
2. Memerlukan lokasi-lokasi rawan
kekeringan dan kebakaran. Peta tersebut harus selalu siap sehingga dapat dimanfaatkan
dalam memepersiapkan upaya pencegahan dan melaksanakan penanggulangan dampak
el-nino.
3. Meminta petani untuk melakukan
konservasi tanah dan air serta melakukan tindakan pemanenan air limpasan dan
membuat embung-embung air. Melakukan pengaturan muka air tanah melalui
manajemen air pada areal-areal gambut.
4. Meminta petani dan pekebun untuk
mengurangi tindakan budidaya yang dapat memperbesar penguapan tanaman, seperti
pengurangan naungan dan pemangkasan, serta menyesuaikan jadwal penanaman dengan
prakiraan terjadinya el-nino.
5. Menyiapkan dana alokasi khusus untuk
pencegahan penanggulangan dampak el-nino, termasuk dana untuk pengadaan sarana
dan pelatihan pemadam kebakaran, bantuan pangan dan kesehatan serta dana untuk
rehabilitasi.
6. Meminta dukungan aktif pihak terkait
untuk memfasilitasi kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan
kekeringan dan kebakaran kebun.
Jika prakiraan tentang kehadiran
el-nino sesuai atau mendekati keadaan yang benar-benar terjadi, adapun langkah
penanggulangan yang diperlukan hanya akan terbatas pada mempertahankan kondisi
tanaman. Namun untuk tanaman semusim dan tanaman muda perlu diberikan perhatian
khusus. Oleh karena itu, pemantauan lapangan perlu terus dilaksanakan agar
tindakan penanggulangan dapat di laksanakan pada kesempatan paling dini.
2.5.2
Tindakan penanggulangan yang perlu dilaksanakan dari peristiwa El-Nino dan
La-Nina
Berikut
adalah cara penanggulangan yang perlu dilakukan saat peristiwa El-Nino dan
La-Nina terjadi:
1. Meningkatkan petani agar menjaga
kondisi tanamannya melalui penggunaan mulsa, pemutusan pipa kapiler tanah, dan
tidak melakukan pemangkasan atau pengurangan naungan.
2. Khusus untuk tanaman semusim dan
tanaman muda perlu dipertimbangkan pelaksanaan penyiraman.
Adapun tindakan rehabilitasi
kerusakan setelah terjadinya peristiwa el-nino yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pemupukan tambahan untuk
memulihkan kondisi tanaman setelah mengalami masa kekeringan yang panjang.
2. Melanjutkan pemantauan kondisi
tanaman dan kondisi sosial ekonomi petani guna mengetahui kerusakan pertanaman
dan dampak negative el-nino untuk segera melakukan tindakan rehabilitasi yang
diperlukan.
2.6 Perbedaan El-nino dan
La-nina
El-nino
|
La-nina
|
Terjadi saat permukaan laut dipasifik tengah dan
timur suhunyalebih tinggi dari biasanya padawaktu-waktu tertentu
|
Terjadi saat
permukaan laut dipasifik tengah dan timur suhunyalebih rendah dari biasanya
padawaktu-waktu tertentu
|
Naiknya tekanan
udara di pasifik tengah dan timur
|
Turunnya tekanan udara di pasifiktengah dan timur
|
Menjadikan curah
hujan yangtinggi di kawasan pasifik tengahdan timur. Sedangkan sebaliknya,di
daerah pasifik barat terjadikekeringan yang jauh dari normal.
|
Pasifik tengah
dan timurmengalami kekeringan. Sedangkansebaliknya, di daerah pasifik
baratcurah hujan sangat tinggi.
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
El-nino
merupakan menigkatnya suhu
muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai
rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat. Fenomena EL-Nino mengakibatkan
perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau
arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Umumnya peristiwa El-Nino ini
terjadi pada bulan Desember.
La-Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan
suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat
dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap. La Nina terjadi setiap
tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia
tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam
hingga sembilan bulan sebelumnya.
Dampak yang timbul akibat dari peristiwa El-nino dan la-Nina
antara lain:
Ø Rusaknya
habitat (terumbu karang, ikan, tanaman air)
didalam lautan.
Ø Akan
membentuk curah hujan yang sangat tinggi
Ø Menghambat
pekerjaan manusia, contohnya nelayan
Peristiwa
El-Nino dan La-Nina dapat member manfaat terhadap sektor perikanan, yaitu
dengan adanya ikan-ikan yang bermigrasi ke wilayah lain.
Daftar Pustaka
http://blogs.unpad.ac.id/nurasrihilman05/2012/10/30/el-nino-dan-la-nina/
diakses pada 10 Maret 2014. Pada pukul 09.00
http://hangnadim.kepri.bmkg.go.id/buletin/des13.pdf
diakses pada 10 Maret 2014. Pada pukul 09.00
http://ojanmaul.wordpress.com/2010/01/01/dampak-el-nino-dan-la-nina-terhadap-indonesia/
diakses pada 11 Maret 2014. Pada pukul 15.00
http://www.bmkg.go.id/BBMKG_Wilayah_2/Lain_Lain/Artikel/
diakses pada 18 Maret 2014. Pada pukul 16.00
http://www.deptan.go.id/pengumuman/berita/elnino.htm
diakses pada 28 Maret 2014. Pada pukul 10.00
Kodoatie,
Robert j & roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogayakarta: ANDI
Samadi.
2007. geografi 1. _____: Quadra
No comments:
Post a Comment