Wednesday, May 21, 2014

Penentuan kelas dan struktur Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM 5
PENENTUAN KELAS TEKSTUR DAN STRUKTUR TANAH DILAPANGAN


Disusun oleh:
Abdul Rohim                       1137060002
Annisa Nurulfah                 1137060009
Hafidh M. Kusuma             1137060031
Jajang Ahmad Fauzan      1137060040

Junietti Anisah                    1137060041






Tanggal Pelaksanaan Praktikum 06 Dan 13 Mei 2014

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG




2014

A.   Pendahuluan
Tekstur  tanah adalah perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer berupa fraksi pasir (2 mm-0,050 mm), debu (0,050 mm—0,20 mm) dan liat (< 0,002 mm) dalam suatu massa tanah.
Pembagian kelas tekstur tanah berdasarkan pada gambar segitiga tekstus menurut sistem United States Departement of Agriculture (USDA) terbagi menjadi 12 kelas tekstur tanah, yaitu: pasir (sand), pasir lempung (loamy sand), lempung berpasir (sandy loam), lempung (loam), lempung berdebu (silt loam), debu (silt), lempung berliat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam), lempung liat berdebu (silt clay loam), liat berpasir ( sandy clay), liat berdebu (silt clay), liat (clay).
Penentuan kelas tekstur tanah pada dasarnya ada dua cara, yaitu penentuan kelas tekstur dilaboratorium dan penentuan kelas tekstur dilapangan. Penentuan kelas tekstur tanah dilaboratorium adalah penetapan tekstur secara kuantitatif yaitu dengan cara mengukur persentase kandungan pasir, debu dan liat yang dilakukan dengan metode pipet atau metode hidrometer bouyoucos, selanjutnya dicocokan pada gambar segitiga tekstur menurut USDA. Penentuan kelas tekstur dilapangan adalah penetapan kelas tekstur secara kualitatif yang berdasarkan perasaan yaitu dengan cara memirid tanah yang telah sedikit dibasahi diantara ibu jari dan telunjuk.
Struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang penting, karena erat kaitannya dengan sifat tanah yang lainnya seperti:  pergerakan air, daya penetrasi akar tanaman, peredaran air dan udara dalam tanah. Cara menentukan struktur ialah dengan mengambil gumpalan tanah (sedapat mungkin dalam kedaan lembab), kemudian di pecah dengan cara menekan dengan jari. Pemecahan tersebut merupakan agregat atau gabungan agregat.
Walaupun cara ini tidak seteliti hasil analisis dilaboratoriuum, akan tetapi cukup dapat membantu untuk mengetahui kelas tekstur tanah paling tidak mendekati yang sebenarnya. Apabila dilakukan oleh yang telah berpengalaman dalam survei tanah, biasanya dapat menentukan dengan tepat dan dapat memberikan hasil yang relatif sama dengan hasil dilaboratoorium.
B.   Tujuan
Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa membedakan kelas tekstur dan struktur tanah dengan perasaan di lapangan pada tiap lapisan tanah.
C.   Dasar Teori
1)    Tekstur Tanah
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (<2mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi:
Pasir   : 2mm - 50µ
Debu  : 50 µ - 2 µ
Liat      : kurang dari 2 µ
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus (kurang dari 2 mm). Berdasar atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokan kedalam beberapa macam kelas tekstur.
                                                Pasir
Kasar                                     Pasir berlempung
                                                Lempung berpasir
Agak kasar                           Lempung berpasir halus
                                                Lempung berpasir sangat halus
Sedang                                 Lempung
                                                Lempung berdebu
                                                Debu
                                                Lempung liat
Agak halus                           Lempung liat berpasir
Lempung liat berdebu
                                                Liat berpasir
Halus                                     Liat berdebu
                                                Liat
Dalam klasifikasi tanah (Taksonomi Tanah) tigkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukan dalam kelas sebaran beasr butir (particle size distribution) yang mencakup seluruh tanah (fragmen batuan dan fraksi tanah halus). Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih dari 2 mm). Kelas besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm (fraksi tanah halus) meliputi: berpasir, berlempung kasar, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, (berliat) halus, (berliat) sangat halus. Bila fraksi tanah halus (kurang dari 2mm) sedikit sekali (<10%) dan tanah terdiri dari kerikil, batu-batu dan laim-lain (≥90% volume) disebut fragmental. Bila tanah harus termasuk kelas berpasir, berlempung atau berliat, tetapi mengandung 35%-90% (volume) fragmen batuan (kerikil, batu-batu) maka sebaran kelas besar butirnya disebut berpasir skeletal, berlempung skeretal, dan  berliat skeretal.
Tanah-tanah yang berstektur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah berstekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebi besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah berstekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah berstektur kasar.
2)    Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sam lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.

a.    Bentuk Struktur
·         Bentuk lempeng (platy): sumbu vertikal < sumbu horisontal. Ditemukan di horison E atau pada lapisan padas liat.
·         Prisma: sumbu vertikal > sumbu horisontal bagian atasnya rata. Di horison B tanah daerah iklim kering.
·         Tiang: sumbu vertikal > sumbu horisontal. Bagian atasnya membulat, di horison B tanah daerah iklim kering.
·         Gumpalan bersudut: seperti kubus dengan sudut-sudut tajam, sumbu vertikal=sumbu horisontal. Di horison B tanah daerah iklim basah.
·         Gumpalan membulat: seperti kubus dengan sudut-sudut membulat, sumbu vertikal=sumbu horisontal. Di horison B tanah daerah iklim basah.
·         Granuler: bulat – porous. Di horison A.
·         Remah: bulat sangat porous. Di horison A.
Di daerah curah hujan tinggi umumnya ditemukan remah atau granuler dipermukaan dan gumpal di horison bawah. Dan di daerah kering sering dijumpai tanah dengan struktur tiang atau prisma da lapisan bawah.
b.    Ukuran
Ukuran struktur tanah berbeda-beda sesuai dengan bentuknya.

Lempeng
Prisma dan Tiang
Gumpal
Granular
Remah
...............................................mm..........................................
Sangat halus
< 1
< 10
< 5
< 1
< 1
Halus
1-2
10-20
5-10
1-2
1-2
Sedang
2-5
20-50
10-20
2-5
2-5
Kasar
5-10
50-100
20-50
5-10
-
Sangat kasar
> 10
> 100
> 50
> 10
-
Struktur lempeng mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm. Prisma dan tiang antara kurang dari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara kurang dari 5 mm sampai lebih dari 50 mm. Granuler kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm. Remah kurang dari 1 mm sampai lebih dari 5 mm.
c.    Kemantapan Atau Tingkat Perkembangan Struktur
Tingkat perkembangan struktur di tentukan berdasar atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi (1) Tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur), (2) Tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar hancur), dan (3) Tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah. Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat. Tanah yang kering umumnya mempunyai kemantapan yang lebih tinggi dari pada tanah basah. Jika dalam menentukan kemantapan struktur tidak disebuutkan kelembabannya, biasanya dianggap tanah dalam keadaan mendekati kering atau sedikit lembab, karena dalam keadaan tersebut struktur tanah dalam keadaan yang paling baik.
 Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekta menjadi satu satuan yang pandu (kompak) dan disebut massive atau pejal.
Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk. Di samping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.
D.   Bahan dan Alat
Bor tanah, pisau belati, Roll meter, botol semprot plastik berisi air, lap tangan.
E.   Cara Kerja
Tekstur Tanah
1.    Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan dan kotoran lain
2.    Kemiudian tancapkan bor tanah secara vertikal, tekan dan putar searah jarum jam sampai mata bor masuk dan penuh dengan contoh tanah (± sedalam 20cm) selajutnya dicabut (jangan diputar balik dan hasil contoh yang terbawa oleh mata bor tersebut dikeluarkan dengan menggunakan pisau belati dan disimpan secara berjajar diatas permukaan tanah yang telah dibersihkan.
3.    Mata bor setelah bersih dari tanah lanjutkan pemboran lagi pada lubang yang sama sampai mata bor terisi penuh dengan contoh tanah (apabila diputar terasa berat) kemudian cabut dan contoh tanah dari mata bor disimpan berjajar menyambung hasil contoh tanah pemboran pertama.
4.    Pemboran dilanjutkan sampai kedalaman ± 120cm atau sampai mencapai batas bahan induk tanah ( yang kedalaman splum tanahnya <120 cm) dan dilakukan berulang-ulang seperti pada cara kerja no.3, sehingga contoh yang disimpan berjajar mencapai panjang 120cm atau sampai bahan induk tanah.
5.    Setelah selesai pemboran, kemudian pada sebelah sisi contoh tanah yang berjajar tadi disimpan roll meter dengan ukuran 120cm atau sampai batas bahan induk tanah.
6.    Selanjutnya amati dan tentukan bats lapisan atau horizonnya yaitu pertama dengan melihat perbedaan warna tanah, apabila warna tanah sama mungkin teksturnya berbeda atau sifat-sifat fisik tanah yang lainnya.
7.    Setelah selesai menentukan lapisan atau batas horison tanah kemudian catat berapa cm batas tiap-tiap lapisan horison tanah, kemudian catat berapa cm batas-batas tiap lapisan atau horisonnya dan amati kelas teksturnya secara kualitatif ( dengan perasaan)
8.    Cara pengamatan kelas tekstur tanah secra kualitatif atau perasaan dilapangan adalah mula-mula letakkan sedikit tanah pada jari-jari tanah, basahi sedikit demi sedikit sampai dicapai keadaan plastisitas maksimum. Rasakan adanya kekasaran, kelicinan, kelengketan, dan kekenyalan serta derajat kemengkilatan tanah dengan ibu jari dan telunjuk. Perlu diperhatiakan hal-hal sebagai berikut:
kekasaran


F.    Hasil dan Pembahasan
1)    Hasil
Tabel data hasil pengamatan kelas tekstur
a.    Tanah RPM 1
Kekasaran
Kelicinan
Kelengketan & Plastisitas
Pembentukan Bola & Benang Tanah
Kelas Tekstur
Kode
Agak Kasar
Cukup licin & seperti sutra/ halus
Cukup lengket dan plastis
Bola cukup kohesif, benang tanah tidak dapat di bentuk cincin, cukup mengkilap
Lempung liat berdebu
sicl

b.    Tanah Cipadung
Kekasaran
Kelicinan
Kelengketan & Plastisitas
Pembentukan Bola & Benang Tanah
Kelas Tekstur
Kode
Agak Kasar sampai cukup kasar
Sedikit licin
Cukup lengket dan plastis
Bola sangat kohesif, benang tanah dapat di bentuk cincin
Lempung berliat
cl

c.    Tanah RPM 2
Kekasaran
Kelicinan
Kelengketan & Plastisitas
Pembentukan Bola & Benang Tanah
Kelas Tekstur
Kode
cukup kasar
tidak licin
Cukup lengket dan plastis
Bola cukup ohesif, benang panjang tanah sukar di bentuk cincin, cukup mengkilap
Lempung liat berpasir
scl



d.    Tanah Pasirlaja
Kekasaran
Kelicinan
Kelengketan & Plastisitas
Pembentukan Bola & Benang Tanah
Kelas Tekstur
Kode
Agak Kasar
Cukup licin & seperti sutra/ halus
Cukup lengket dan plastis
Bola cukup kohesif, benang tanah tidak dapat di bentuk cincin, cukup mengkilap
Lempung liat berdebu
sicl

e.    Tanah Manglayang
Kekasaran
Kelicinan
Kelengketan & Plastisitas
Pembentukan Bola & Benang Tanah
Kelas Tekstur
Kode
Agak Kasar sampai cukup kasar
Sedikit licin
Cukup lengket dan plastis
Bola sangat kohesif, benang tanah dapat di bentuk cincin
Lempung berliat
cl

Tabel data hasil pengamatan kelas struktur
a.    Tanah RPM 1
Bentuk    : Blocky
Ukuran    : Medium
2)    Pembahasan
Lempung berliat
-       Rasa agak licin
-       Agak melekat
-       Dapat dibentuk bola teguh dapat dibuat gulungan yang agak mudah hancur

Lempung liat berpasir
-       Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar
-       Agak melekat
-       Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur

Lempung liat berdebu
-       Rasa halus agak licin
-       Melekat
-       Dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat

G.   Kesimpulan
Tekstur tanah adalah perbandingan anatara partikel-partikel pasir, debu dan liat yang menyusun suatu tanah. Tekstur yang baik yaitu liat, karena tanah berteekstur liat mempunyai luas permukaan besar sehingga kemampuan menyerap air (menahan air) dan unsur hara tinggi. Kelas pada tekstur tanah terdiri dari berbagai macam yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasi, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu dan liat.  Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu iklim, organisme, waktu, bahan induk dan topografi. Sedangkan faktor yang dipengaruhi yaitu organisme, sistem perakaran, kadar air, knsistensi dan pengolahan tanah.
H.   Daftar Pustaka
Hanafiah, K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Grapindo. Jakarta
Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. PT Media Tama Sapama. Jakarta
Subagyo. 1989. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
Sarwono Hardjowigeno. 2010. Ilmu Tanah. Edisi Baru. Jakarta: Akademika
Pressindo.
Wirjodihardjo, M. W. Dan K. H. Tan.1964 ilmu Tanah. Jilid II. Jakarta: Pradnya Paramita.





No comments:

Post a Comment

Remind me!

“MENGAPA HARUS SUKSES DI USIA MUDA” Mengapa harus sukses di usia muda? Kalimat tanya ini cukup untuk membingungkan sebagian orang term...