LAPORAN
PRAKTIKUM 5
PENENTUAN
KELAS TEKSTUR DAN STRUKTUR TANAH DILAPANGAN
Disusun
oleh:
Abdul Rohim 1137060002
Annisa Nurulfah 1137060009
Hafidh M. Kusuma 1137060031
Jajang Ahmad Fauzan 1137060040
Junietti Anisah 1137060041
Tanggal Pelaksanaan Praktikum 06 Dan 13 Mei
2014
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
A.
Pendahuluan
Tekstur
tanah adalah perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer
berupa fraksi pasir (2 mm-0,050 mm), debu (0,050 mm—0,20 mm) dan liat (<
0,002 mm) dalam suatu massa tanah.
Pembagian kelas tekstur tanah berdasarkan
pada gambar segitiga tekstus menurut sistem United
States Departement of Agriculture (USDA) terbagi menjadi 12 kelas tekstur
tanah, yaitu: pasir (sand), pasir lempung (loamy sand), lempung berpasir (sandy
loam), lempung (loam), lempung berdebu (silt loam), debu (silt), lempung
berliat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy clay loam), lempung liat
berdebu (silt clay loam), liat berpasir ( sandy clay), liat berdebu (silt
clay), liat (clay).
Penentuan kelas tekstur tanah pada
dasarnya ada dua cara, yaitu penentuan kelas tekstur dilaboratorium dan
penentuan kelas tekstur dilapangan. Penentuan kelas tekstur tanah
dilaboratorium adalah penetapan tekstur secara kuantitatif yaitu dengan cara
mengukur persentase kandungan pasir, debu dan liat yang dilakukan dengan metode
pipet atau metode hidrometer bouyoucos, selanjutnya
dicocokan pada gambar segitiga tekstur menurut USDA. Penentuan kelas tekstur
dilapangan adalah penetapan kelas tekstur secara kualitatif yang berdasarkan
perasaan yaitu dengan cara memirid tanah yang telah sedikit dibasahi diantara
ibu jari dan telunjuk.
Struktur tanah merupakan salah satu
sifat tanah yang penting, karena erat kaitannya dengan sifat tanah yang lainnya
seperti: pergerakan air, daya penetrasi
akar tanaman, peredaran air dan udara dalam tanah. Cara menentukan struktur
ialah dengan mengambil gumpalan tanah (sedapat mungkin dalam kedaan lembab),
kemudian di pecah dengan cara menekan dengan jari. Pemecahan tersebut merupakan
agregat atau gabungan agregat.
Walaupun cara ini tidak seteliti hasil
analisis dilaboratoriuum, akan tetapi cukup dapat membantu untuk mengetahui
kelas tekstur tanah paling tidak mendekati yang sebenarnya. Apabila dilakukan
oleh yang telah berpengalaman dalam survei tanah, biasanya dapat menentukan
dengan tepat dan dapat memberikan hasil yang relatif sama dengan hasil
dilaboratoorium.
B. Tujuan
Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa
membedakan kelas tekstur dan struktur tanah dengan perasaan di lapangan pada
tiap lapisan tanah.
C.
Dasar Teori
1)
Tekstur Tanah
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai
ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari
pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai
batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (<2mm) disebut fraksi tanah halus
(fine earth fraction) dan dapat dibedakan menjadi:
Pasir : 2mm - 50µ
Debu : 50 µ - 2 µ
Liat : kurang
dari 2 µ
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah
dari fraksi tanah halus (kurang dari 2 mm). Berdasar atas perbandingan
banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokan kedalam
beberapa macam kelas tekstur.
Kasar Pasir
berlempung
Agak kasar Lempung
berpasir halus
Sedang Lempung
Lempung berdebu
Debu
Agak halus Lempung
liat berpasir
Lempung liat berdebu
Halus Liat
berdebu
Liat
Dalam klasifikasi tanah (Taksonomi
Tanah) tigkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukan dalam kelas sebaran beasr
butir (particle size distribution)
yang mencakup seluruh tanah (fragmen batuan dan fraksi tanah halus). Kelas
besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan
memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fraksi tanah yang lebih kasar
dari pasir (lebih dari 2 mm). Kelas besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm
(fraksi tanah halus) meliputi: berpasir, berlempung kasar, berlempung halus,
berdebu kasar, berdebu halus, (berliat) halus, (berliat) sangat halus. Bila
fraksi tanah halus (kurang dari 2mm) sedikit sekali (<10%) dan tanah terdiri
dari kerikil, batu-batu dan laim-lain (≥90% volume) disebut fragmental. Bila tanah harus termasuk
kelas berpasir, berlempung atau berliat, tetapi mengandung 35%-90% (volume)
fragmen batuan (kerikil, batu-batu) maka sebaran kelas besar butirnya disebut berpasir skeletal, berlempung skeretal, dan
berliat skeretal.
Tanah-tanah yang berstektur pasir,
karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya
setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap
(menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah berstekstur liat, karena lebih halus
maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebi besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah berstekstur
halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah berstektur kasar.
2)
Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu
dan liat terikat satu sam lain oleh suatu perekat seperti bahan organik,
oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk,
ukuran dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
a.
Bentuk Struktur
·
Bentuk lempeng (platy): sumbu
vertikal < sumbu horisontal. Ditemukan di horison E atau pada lapisan padas
liat.
·
Prisma: sumbu vertikal > sumbu
horisontal bagian atasnya rata. Di horison B tanah daerah iklim kering.
·
Tiang: sumbu vertikal > sumbu
horisontal. Bagian atasnya membulat, di horison B tanah daerah iklim kering.
·
Gumpalan bersudut: seperti
kubus dengan sudut-sudut tajam, sumbu vertikal=sumbu horisontal. Di horison B
tanah daerah iklim basah.
·
Gumpalan membulat: seperti
kubus dengan sudut-sudut membulat, sumbu vertikal=sumbu horisontal. Di horison
B tanah daerah iklim basah.
·
Granuler: bulat – porous. Di horison
A.
·
Remah: bulat sangat porous. Di
horison A.
Di daerah curah hujan tinggi
umumnya ditemukan remah atau granuler dipermukaan dan gumpal di horison bawah.
Dan di daerah kering sering dijumpai tanah dengan struktur tiang atau prisma da
lapisan bawah.
b.
Ukuran
Ukuran
struktur tanah berbeda-beda sesuai dengan bentuknya.
|
Lempeng
|
Prisma dan Tiang
|
Gumpal
|
Granular
|
Remah
|
...............................................mm..........................................
|
|||||
Sangat halus
|
< 1
|
< 10
|
< 5
|
< 1
|
< 1
|
Halus
|
1-2
|
10-20
|
5-10
|
1-2
|
1-2
|
Sedang
|
2-5
|
20-50
|
10-20
|
2-5
|
2-5
|
Kasar
|
5-10
|
50-100
|
20-50
|
5-10
|
-
|
Sangat kasar
|
> 10
|
> 100
|
> 50
|
> 10
|
-
|
Struktur
lempeng mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm. Prisma
dan tiang antara kurang dari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara
kurang dari 5 mm sampai lebih dari 50 mm. Granuler kurang dari 1 mm sampai
lebih dari 10 mm. Remah kurang dari 1 mm sampai lebih dari 5 mm.
c.
Kemantapan Atau Tingkat Perkembangan Struktur
Tingkat perkembangan struktur di
tentukan berdasar atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut
terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi (1) Tingkat
perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur), (2) Tingkat
perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar hancur), dan (3)
Tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur). Hal ini
sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah. Tanah-tanah permukaan
yang banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat.
Tanah yang kering umumnya mempunyai kemantapan yang lebih tinggi dari pada
tanah basah. Jika dalam menentukan kemantapan struktur tidak disebuutkan
kelembabannya, biasanya dianggap tanah dalam keadaan mendekati kering atau
sedikit lembab, karena dalam keadaan tersebut struktur tanah dalam keadaan yang
paling baik.
Tanah dikatakan tidak berstruktur bila
butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah
pasir) atau saling melekta menjadi satu satuan yang pandu (kompak) dan disebut
massive atau pejal.
Tanah dengan struktur baik (granuler,
remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia
dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat
sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori
tanah banyak terbentuk. Di samping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak
(mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.
D. Bahan
dan Alat
Bor tanah, pisau belati, Roll meter,
botol semprot plastik berisi air, lap tangan.
E.
Cara Kerja
Tekstur Tanah
1. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan dan
kotoran lain
2. Kemiudian tancapkan bor tanah secara
vertikal, tekan dan putar searah jarum jam sampai mata bor masuk dan penuh
dengan contoh tanah (± sedalam 20cm) selajutnya dicabut (jangan diputar balik
dan hasil contoh yang terbawa oleh mata bor tersebut dikeluarkan dengan
menggunakan pisau belati dan disimpan secara berjajar diatas permukaan tanah
yang telah dibersihkan.
3. Mata bor setelah bersih dari tanah lanjutkan
pemboran lagi pada lubang yang sama sampai mata bor terisi penuh dengan contoh
tanah (apabila diputar terasa berat) kemudian cabut dan contoh tanah dari mata
bor disimpan berjajar menyambung hasil contoh tanah pemboran pertama.
4. Pemboran dilanjutkan sampai kedalaman ± 120cm
atau sampai mencapai batas bahan induk tanah ( yang kedalaman splum tanahnya
<120 cm) dan dilakukan berulang-ulang seperti pada cara kerja no.3, sehingga
contoh yang disimpan berjajar mencapai panjang 120cm atau sampai bahan induk
tanah.
5. Setelah selesai pemboran, kemudian pada
sebelah sisi contoh tanah yang berjajar tadi disimpan roll meter dengan ukuran
120cm atau sampai batas bahan induk tanah.
6. Selanjutnya amati dan tentukan bats lapisan
atau horizonnya yaitu pertama dengan melihat perbedaan warna tanah, apabila
warna tanah sama mungkin teksturnya berbeda atau sifat-sifat fisik tanah yang
lainnya.
7. Setelah selesai menentukan lapisan atau batas
horison tanah kemudian catat berapa cm batas tiap-tiap lapisan horison tanah,
kemudian catat berapa cm batas-batas tiap lapisan atau horisonnya dan amati
kelas teksturnya secara kualitatif ( dengan perasaan)
8. Cara pengamatan kelas tekstur tanah secra
kualitatif atau perasaan dilapangan adalah mula-mula letakkan sedikit tanah
pada jari-jari tanah, basahi sedikit demi sedikit sampai dicapai keadaan
plastisitas maksimum. Rasakan adanya kekasaran, kelicinan, kelengketan, dan
kekenyalan serta derajat kemengkilatan tanah dengan ibu jari dan telunjuk.
Perlu diperhatiakan hal-hal sebagai berikut:
kekasaran
F.
Hasil dan Pembahasan
1)
Hasil
Tabel
data hasil pengamatan kelas tekstur
a. Tanah RPM 1
Kekasaran
|
Kelicinan
|
Kelengketan
& Plastisitas
|
Pembentukan
Bola & Benang Tanah
|
Kelas
Tekstur
|
Kode
|
Agak Kasar
|
Cukup licin & seperti
sutra/ halus
|
Cukup lengket dan plastis
|
Bola cukup kohesif, benang
tanah tidak dapat di bentuk cincin, cukup mengkilap
|
Lempung liat berdebu
|
sicl
|
b. Tanah Cipadung
Kekasaran
|
Kelicinan
|
Kelengketan
& Plastisitas
|
Pembentukan
Bola & Benang Tanah
|
Kelas
Tekstur
|
Kode
|
Agak Kasar sampai cukup
kasar
|
Sedikit licin
|
Cukup lengket dan plastis
|
Bola sangat kohesif,
benang tanah dapat di bentuk cincin
|
Lempung berliat
|
cl
|
c. Tanah RPM 2
Kekasaran
|
Kelicinan
|
Kelengketan
& Plastisitas
|
Pembentukan
Bola & Benang Tanah
|
Kelas
Tekstur
|
Kode
|
cukup kasar
|
tidak licin
|
Cukup lengket dan plastis
|
Bola cukup ohesif, benang
panjang tanah sukar di bentuk cincin, cukup mengkilap
|
Lempung liat berpasir
|
scl
|
d. Tanah Pasirlaja
Kekasaran
|
Kelicinan
|
Kelengketan
& Plastisitas
|
Pembentukan
Bola & Benang Tanah
|
Kelas
Tekstur
|
Kode
|
Agak Kasar
|
Cukup licin & seperti
sutra/ halus
|
Cukup lengket dan plastis
|
Bola cukup kohesif, benang
tanah tidak dapat di bentuk cincin, cukup mengkilap
|
Lempung liat berdebu
|
sicl
|
e. Tanah Manglayang
Kekasaran
|
Kelicinan
|
Kelengketan
& Plastisitas
|
Pembentukan
Bola & Benang Tanah
|
Kelas
Tekstur
|
Kode
|
Agak Kasar sampai cukup
kasar
|
Sedikit licin
|
Cukup lengket dan plastis
|
Bola sangat kohesif,
benang tanah dapat di bentuk cincin
|
Lempung berliat
|
cl
|
Tabel
data hasil pengamatan kelas struktur
a. Tanah RPM 1
Bentuk : Blocky
Ukuran : Medium
2)
Pembahasan
Lempung berliat
|
-
Rasa
agak licin
-
Agak
melekat
-
Dapat
dibentuk bola teguh dapat dibuat gulungan yang agak mudah hancur
|
Lempung liat berpasir
|
-
Rasa
halus dengan sedikit bagian agak kasar
-
Agak
melekat
-
Dapat
dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur
|
Lempung liat berdebu
|
-
Rasa
halus agak licin
-
Melekat
-
Dapat
dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat
|
G.
Kesimpulan
Tekstur tanah adalah perbandingan anatara
partikel-partikel pasir, debu dan liat yang menyusun suatu tanah. Tekstur yang
baik yaitu liat, karena tanah berteekstur liat mempunyai luas permukaan besar
sehingga kemampuan menyerap air (menahan air) dan unsur hara tinggi. Kelas pada
tekstur tanah terdiri dari berbagai macam yaitu pasir, pasir berlempung,
lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasi, lempung liat berdebu, lempung
berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu dan liat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu iklim, organisme,
waktu, bahan induk dan topografi. Sedangkan faktor yang dipengaruhi yaitu
organisme, sistem perakaran, kadar air, knsistensi dan pengolahan tanah.
H.
Daftar Pustaka
Hanafiah, K. 2005.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Grapindo. Jakarta
Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. PT Media Tama Sapama. Jakarta
Subagyo. 1989. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. PT Media Tama Sapama. Jakarta
Subagyo. 1989. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
Sarwono Hardjowigeno. 2010. Ilmu
Tanah. Edisi Baru. Jakarta: Akademika
Pressindo.
Wirjodihardjo, M. W. Dan K. H. Tan.1964
ilmu Tanah. Jilid II. Jakarta: Pradnya Paramita.
No comments:
Post a Comment